Bagi anda para pelaku bisnis yang ingin memulai usaha yang berhubungan dengan konveksi/produsen busana tidak ada salahnya untuk mengetahui seluk beluk pengetahuan mengenai produk busana yang akan anda pasarkan. Kali ini kita akan mengulas tentang salah satu elemen penting dalam pembuatan suatu produk busana yaitu benang. Berikut akan dipaparkan penjelasan singkat mengenai beberapa jenis benang yang sering digunakan dalam kegiatan konveksi, yaitu :
Benang Jahit |
1. Benang Jahit (Sewing Yarn)
Jenis benang ini merupakan benang yang umum digunakan para konveksi. Terdapat system numbering/penomoran yang digunakan untuk menentukan tingkat kehalusan dari benang ini. Semakin tinggi no benang, maka semakin tinggi juga tingkat kehalusan dari serat benang tersebut. Misalnya, benang jahit berlabel no.60 tingkat kehalusannya akan lebih tinggi dari benang no.50.
Benang Kasur |
2. Benang Jagung
Material dasar dari bahan jagung adalah serat selulosa. Jenis benang ini biasanya berwarna krem dan broken white/putih pucat. Banyak digunakan untuk menjahit ikatan pada kasur kapuk konvensional.Kadang digunakan pula sebagai ornamen berupa renda pada busana. Karakteristik dari benang ini adalah ketebalan seratnya yang cukup tinggi.
benang logam |
3. Benang Logam(Stainless Steel Yarn)
Benang ini terbuat dari serat logam berlapis plastik. Benang ini pada umumnya berwarna silver atau pun emas dengan karakter yang berkilau sehingga cukup mudah dikenali. Sering juga digunakan sebagai unsur dekorasi pada busana yang dapat menimbulkan kesan elegan terhadap sebuah produk busana, khususnya produk busana wanita.
benang karet |
4. Benang Karet
Jenis benang ini memang terbuat dari serat berbahan karet. Karakteristik dari benang ini adalah elastis dan mudah untuk direnggangkan. Memiliki tekstur yang cukup tebal sehingga banyak dimanfaatkan untuk membuat efek kerutan pada beberapa produk busana.
Penggunaan jenis benang dapat berpengaruh besar terhadap produk busana yang akan anda produksi. Benang yang akan digunakan dalam pembuatan produk busana anda hendaknya disesuaikan dengan serat bahan, ketebalan bahan, serta variasi jahitan/setikan yang akan digunakan. Misalnya benang yang terbuat dari serat alami akan lebih baik jika digunakan juga pada bahan yang berkarakter serat yang sama. Selain itu, karakterisitik ketebalan serat benang pun dapat dijadikan patokan mengenai fungsinya. Apakah digunakan sebagai pola jahitan dasar pembangun sebuah busana atau berfungsi sebagai ornament hiasan pada busana tersebut.